Terima Kasih Anda telah mengunjungi blog Anak KEPRI. Silahkan mengisi Buku Tamu dan Jadilah Folower Terima Kasih

Kamis, 17 Desember 2009

Mesjid Raya Sultan Riau


Mesjid Raya Sultan Riau adalah salah satu obyek wisata sejarah yang berada di pulau penyengat.propinsi kepulauan Riau.mesjid ini di bangun ketika pulau ini di jadikan sebagai tempat tinggal Engku Puteri Raja Hamidah,istri penguasa Riau saat itu,Sultan Mahmudsyah (1761-1812 M).pada awalnya,mesjid ini hanya bangunan kayu sederhana berlantai batu bata yang hanya di lengkapi dengan sebuah menara setinggi kurang lebih 6meter namum,seiring berjakannya waktu mesjid ini tidak mampu lagi menampung jumlah yang terus bertambah sehinga yang dipertuankan muda Abdulrahman Sultan kerajaan Riau pada 1831-1844 M berinisiatif untuk memperbaiki dan memperbesar mesjid tersebut.

Untuk itu sultan Riau tersebut menyuruh kepada seluruh rakyatnya untuk bergotong royong di jalan Allah.peristiwa itu terjadi pada tanggal 1 syawal 1248 H (1832 M)dan hal itu di tangap baik oleh masyarakat pada saat itu orang-orang dari seluruh pelosok teluk,ceruk dan pulau di kawasan Lingga berdatangan untuk mengantarkan bahan-bahan yang di perlukan seperti makanan,tenaga,sebagai tanda cinta yang tulus kepada sang pencipta dan sang sultan tidak hanya kaum adam kaum hawa juga ikut berpatisipasi dalam hal ini,dan proses pembuatanpun bisa dengan cepat di selesaikan dalam jangka waktu 3minggu pondasi mesjid ini dapat berdiri setinggi 3 meter

Karna banyaknya bahan makanan yang di sumbangkan penduduk ,seperti beras sayur ,telur sehinga membuat para pekerja bosan memakan telur dan hanya kuningnya saja yang di makan.dan menimbulkan ide bagi arsitek yang berkebangsaan india dari tumasik (sekarang Singapura) memanfaatkan bahan bagunan.sisa-sisa putih telur yang tidak di makan itu untuk di jadi pelekat pada bangunan yang di campur dengan pasir dan kapur dan membuat bahan bagunan mesjid bisa berdiri kokoh hingga saat ini.

Peninggalan kerajaan Riau-Lingga ini mempunyai luas kompleks mesjid sekitar 54,4 x 32,2 meter bangunan induk mesjid sekitar 29,3 x 19,5 meter,yang di topang dengan empat tiang. Lantai bangunan terbuat dari batu bata yang bahanya tebuat dari tanah liat. Di dalam mesjid terdapat rumah sotoh yang di perkukan musafir dan tempat menyelengarakan musyawarah.selain itu, di halaman mesjid juga terdapat dua buah balai tempat menaruk makanan ketika kenduri dan untuk berbuka puasa pada saat bukan ramadhan.

Keistimewaan
Dari dermaga pelabuhan sri bintan pura, kota Tanjung Pinang kita bisa melihat mesjid ini yang berwarna kuning cerah di antara bangunan-bangunan lain di pulau yang seluas 240 hektar.tiga belas kubah dan empat menara mesjid yang berujung runcing setinggi 18,9 meter yang di gunakan muadzin untuk mengumandangkan panggilan sholat membuat mesjid itu tampak megah seperti istana-istana raja di india.susunan kubahnya bervariasi,mengelompok dengan jumlah tiga dan empat kubah.ketika kubah dan menara itu di jumlah, ia menunjukan pada angka 17. Hal ini dapat di artikan sebai jumlah rakaat dalam shalat yang harus di lakukan umat islam dalam sehari.

Arsitektur Mesjid Sultan Riau ini sangat unik. Tidak dapat di pastikan gaya arsitektur mana yang di adopsi oleh mesjid ini.ada yang mengatakan bahwa mesjid ini bergaya India karna tukang yang membuat bagunan utamanya adalah orang India yang di datangi dari tumasik (singapura) namum kalau kita melihat dari bagunan utama dan bagian-bagian yang mendukung bangunan ini merupakan perpaduan dari berbagai gaya yaitu Arab,India, dan Melayu. Dalam dua kali pameran mesjid pada festifal istiqlal di Jakarta tahun 1991 dan 1995, mesjid ini merupakan mesjid pertama di Indonesia yang memakai kubah di atapnya.

Keistimewaan dan keunikan dari mesjid ini juga dapat di lihat dari benda-benda dalamnya .di dekat masuk pintu masuk utama, mushaf Alquran tulisan tanggan yang di letak di peti kaca di depat pintu masuk.mushaf ini di tulis oleh Abdurrahman Stambul pada tahun 1867 M. Ia adalah putra Riau-Lingga yang di kirim kerajaan riau-lingga untuk menuntut ilmu di istambul, Turki.mushaf bergaya istambul ini di tulis oleh penulisnya di sela-sela kegiatan mengajar agama islam di penyegat.

Sebenarnya masih ada satu lagi mushaf Alquran tulisan tanggan di mesjid ini, namum tidak di llihatkan untuk umum . usianya sudah tua di bandingkan dengan yang satunya, karna di buat pada tahun 1752 M. Di mushaf yang tidak di ketahui siapa penulisnya ini terdapat tafsiran-tafsiran dari ayat-ayat Alquran.ini mengindikasikan bahwa orang melayu tidak hanya menulis ulang mushaf tetapi juga mencoba menerjemahkannya.sayangnya mushaf ini tidak bisa di perlihatkan oleh umum yang di karnakan kondisi dari mushaf ini sudah rusak. Mushaf ini di tersimpan bersama sekitar 300-an kitab di dalam dua lemari yang berada di sayap kanan depan mesjid. Kitab-kitab tersebuat adalah kitab-kitab yang di selamatkan dari kerajaan Riau-Lingga, saat terjadi eksodus besar-besaran masyarakat Riau ke singapura dan johor pada awal abad ke-20 karna mencamuk perang melawan penjajah belanda.

Benda lain yang menarik untuk lihat adalah mimbar yang terbuat dari jati.mimbar ini di datangkan dari Jepara, kota pesisir pantai yang terkenal dengan kerajinannya sejak lama.sebenarnya mimbar yang di pesan ini ada dua buah tapi yang satunya lagi sekarang di letakkan di mesjid daerah daik.dan di dekat samping mimbar mesjid sultan riau ini terdapat sepiring pasir yang konon berasal dari tanah mekah al-mukarramah, melengkapi benda-benda lain seperti permadani dari turki dan lampu Kristal.pasir ini di bawa oleh Raja Ahmad Engku Haji Tua,bangsawan Riau yang pertam kali menunaikan ibadah haji pada tahun 1820 M. Pasir itu bisa di gunakan masyarakat setempat pada upacara jejak tanah, suatu upacara tradisi menginjak tanah pertam kali bagi anak-anak.

Selain itu mesjid yang mempunyai tujuh pintu dan enam jendela ini juga di lengkapi dengan beberapa bangunan penunjang, seperti tempat wudhu, rumah sotoh, dan balai tempat melakukan musyawarah. Bangunan tempat mengambil wudhu ini terdapat di sebelah kanan dan kiri mesjid. Sedangkan rumah sotoh dan balai tempat pertemuan terdapat di sebelah kanan dan kiri halaman depan mesjid.

Lokasi

Mesjid Raya Sultan Riau terletak di pulau penyengat, kota Tanjung Pinang,propinsi Kepulauan Riau,Indonesia

Komentar :

ada 0 komentar ke “Mesjid Raya Sultan Riau”

Posting Komentar

Banner

Photobucket
<a href="http://anak-kepri.blogspot.com/" target="_blank"><img src="http://i1229.photobucket.com/albums/ee470/heri29/bb.gif" border="0" alt="Photobucket" /></a>

Pengikut

katagori

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com |