Terima Kasih Anda telah mengunjungi blog Anak KEPRI. Silahkan mengisi Buku Tamu dan Jadilah Folower Terima Kasih

Kamis, 24 Desember 2009

Makam Raja Ali Haji


Di pulau penyengat indra sakti,Kepulauan Riau terdapat makam seorang tokoh yang sangat termasyhur tidak hanya di daerah Riau saja, melainkan juga hampir di seluruh penjuru nusantara, yakni makam Raja Ali Haji. Bahkan pulau tempat makam bernaung, penyengat, selalu dikait-kaitkan dengan nama besar sang punjanga besar nusantara tersebut. Oleh masyarakat melayu khususnya di semenanjung malaka, nama ini di angap sebagai pahlawan besar yang layak diagungkan dan dimonumenkan.

Nama lengkap Raja Ali Haji adalah Raja Ali-Hajj Ibni Raja Haji Fisabililah bin Opu Daeng Celak alias Engku HajiAli Ibni Engku Haji Ahmad Riau. Ia di lahirkan pada tahun 1808 M/ 1193 H di pusat kesultanan Riau-Lingga di pulau penyegat,kepulauan Riau dan meningal pada tahun 1873 M di pulau itu juga.seperti tercatat dalam sejarah Raja Ali Haji adalah cucu dari Raja Haji Fisabililah,yang dipertuakan IV dari kesultanan Riau-Lingga dan juga bangsawa bugis dari garis ketuerunan nenek, Opu Daeng Celak, yang telah berimigrasi ke Riau dan memperoleh gelar yang dipertuankan agung (pembantu sultan dalam urusan pemerintahan ).

Ayah RAH bernama Raja Ahmad dengan gelar Engku Haji Tua. Ia di kenal sebagai intlektual muslim yang produktif menulis karya-karya besar seperti, syair perjalanan engku putrid ke lingga (1835 M) dan syair perang johor (1843 M)sedangkan ibunya bernama encik hamidah binti panglima malik Selangor atau putrid raja Selangor yang meninggal pada tanggal 5 agustus 1844 M.

Pulau penyengat sebai tempat kelahiran RAH memiliki arti khusus dalam pembentukan kepribadiannya. Di pulau inilah ia mendedikasikan pengetahuan kepada seluruh masyarakat Riau, dan kemudian menyebar ke seluruh wilayah nusantara. Konon, sebelum di jadikan pusat kerajaan penyengat di kenal sebagai pulau yang sering di kunjungi oleh para nelayan atau pelaut yang ingin mencari air bersih. Pada suatu waktu, saat mengambil air, seorang si antara mereka dikejar-kejar oleh sejenis hewan yang yang punya ala sengat. Sejak saat itulah pulau ini di namakan pulau penyengat. Selain itu penyengat juga di kenal sebagai pulau mas kawin.menurut legenda masyarakat melayu,pulau ini di hadirkan sultan Mahmud Mahrum Besar,Sultan Riau-Lingga pada priode 1761-1812 M,kepada Engku Putri Raja Hamidah, sebagai mas kawin untuk meminangnya





Raja Ali Haji selama masa hidupnya banyak menghasilkan karya-karya besar si bidang sejarah, sastra, agama, dan politik. Namum oleh masyarakat, ia di kenal sebagai pujangga besar Nusantara yang telah melahirkan karya momentel “Gurindam Dua Belas”.di terbitkan dalam bahasa belanda tijdschrift van het bataviaasch genootschap II (oleh E. Netscher) pada tahun 1854 M.aktifitas yang padat sebagai penasehat keagamaan sultan Ali bin Ja’far (yang dipertuan muda riau VIII),serta lawatannya ke berbagai wilayah nusantara tak menyurutkan RAH untuk terus berkarya. Dari buah tangannya tak kurang ada puluhan karya, di antaranya bustanul katibin (di cetak di betawi pada tahun 1850 M), tuhfat al-nafis (diselesaikan pada tahun 1866 M), mukkadimah fi intizam, syair siti shianah, syair suluh pegawai, syair Hukum nikah, dan syair sultan abdul muluk.karya-karya ini banyak dibicarakan oleh para pengkaji bahasa, sastra, dan sejarah di nusantara dan juga di luar negeri.

Selain itu, RAH juga di aggap peletak dasar pertama tata bahasa melayu melalui Kitab Pengetahuan Bahasa (1885/1886 M), yakni buku yang menjadi standar itu yang kemudian di tetapkan oleh kongres pemuda Indonesia sebagai bahasa nasional (Bahasa Indonesia )pada tanggal 28 oktober 1928. Karna jasanya yang begitu besar , maka pada tanggal 10 November 2004, presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugrahkan gelar pahlawan nasional kepada RAH,pada saat peringatan hari pahlawan 10 November di istana Negara, Jakarta.

Keistimewaan
Mengunjungi pulau penyengat dapat imajinasi wisata pada kebesaran kerajaan Riau-Lingga di masa lalu.
Pulau yang termasuk pulau kecil ini terdapat puluhan situs bersejarah peningalan sultan,yang berbentuk istana,gedung mahkamah, tempat mandi, gedung tabib, mesjid ataupun makam termasuk di dalamnya makam Raja Ali Haji sendiri. Beragam situs bersejarah yang menyebar di pulau ini seolah terangkai dalam satu kontinum yang mrngambarkan kebesaran sejarah kerajaan melayu Riau.

Terletak di kaki bukit kecil yang dikeliligi oleh pohon rindang ambacang, mengkudu, dan jambu, komplek makam Raja Ali Haji yang terkesan sedehana. Ada beberapa bangunan yang tampak saat wisatawan memasuki komplek pemakaman ini, di antaranya adalah sebuah mesjid mini berkubah dan bermihrab.dinding-dinding berdominan berwarna kuning dan sedikit hijau,dengan jendela bulat layaknya jendela kapal. Didalam bangunan utama terdapat cuplikan “Gurindam Dua Belas”. Makam Raja Ali Haji terletak di luar bangunan utama dengan naungan atap brerwarna hijau. Tidak adanya dinding penyekat yang menutupi makam, seolah membiarkan para peziarah masuk dan melihat secara leluasa. Dua nisan di atas makam ini di bungkus rapi oleh kain berwarna kuning, mirip seperti membungkus jenazah saat proses penguburan. Mengamati detil makam ini,wisatawan alan segera menangkap tulisan di atas makam yang berbunyi :”Raja Ali Haji,Terkenal, Gurindam XII”.




Gambar

Sebenarnya di dalam komplek ini banyak terdapat makam para raja/sultan kesultanan Riau-Lingga yang bersanding sisi dengan makam Raja Ali Haji. Makam permaisuri terletak di bangunan utama, sedangkan makam raja laki-laki seperti Raja Ahamad Syah, Raja Abdullah yang dipertuan muda Riau-Lingga IX, dan Raja Ali Haji sendiri terletak di luar ruangan. Makam Engku Puteri Raja Hamidah yang secara simbolis pemilik mas kawin pulau penyegat dari sultan Mahmud Mahrum Besar,terdapat di ruang utama. Selain itu,masih terdapat banyak makam orang-orang yang punya hubungan krabat kerajaan di luar komplek makam.

Jika masih belum puas mengunjungi makam Raja Ali Haji,pengunjung dapat melanjutkan perjalanan wisatanya di pulau kecil ini. Di antaranya adalah Istana Kedaton tempat sultan Riau-Lingga terakhir tinggal, istana bahja tempat tinggal Raja Ali kelana , gedung hakim Mahkamah Syariah Raja Haji Abdullah dengan tiang-tiang kukuh menyerupai bangunan yunani kuno, gedung tabib, bekas tempat praktek Engku Haji Daud, tabib kerajaan, dan perigi kunci, tempat mandi putrid istana. Selain itu di sini kita juga dapat melihat makam yang dipertuan muda Riau IV Raja Haji Fisabilillah, tapak percetakan kerajaan, benteng bukit kursi , makam Embung Fatimah di bukit bahjah,dan bikit penggawa.

Lokasi
Makam Raja Ali Haji terletak di pulau penyengat,kelurahan penyegat,kota Tanjung Pinang,Kepulauan Riau,Indonesia. Lokasinya terletak di kompleks pemakaman Engku Putri Raja Hamidah,tepatnya di luar bangunan utama Makam Engku Putri Raja Hamidah.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Makam Raja Ali Haji”

Posting Komentar

Banner

Photobucket
<a href="http://anak-kepri.blogspot.com/" target="_blank"><img src="http://i1229.photobucket.com/albums/ee470/heri29/bb.gif" border="0" alt="Photobucket" /></a>

Pengikut

katagori

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com |